BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Manajemen merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang memikirkan bagaiman dan mau kemana suatu organisasi itu
digerakkan dan diarahkan mempergunakan orang dan alat yang dipergunakan untuk
dapat mencapai suatu tujuan atau sasaran.
Menurut
T.Hani Handoko, ada tiga alasan utama yang di perlukan Manajemen, yaitu :
1.
Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi
dan pribadi.
2.
Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan,
sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak
yang berkepentingan dalam organisasi seperti pemilik dan karyawan maupun
kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, asosiasi perdagangan,
masyarakat dan pemerintah.
3.
Untuk mencapai efesiensi dan efektivitas. Suatu kerja dapat diukur dengan
banyak cara yang berbeda. Salah satu cara umum adalah efisiensi dan efektivitas
(T. Hani Handoko, 1986;6-7)
BAB
II
ISI
MANAJEMEN DAN ORGANISASI.
A. MANAJEMEN.
1. Pengertian.
Manajemen berasal dari
bahasa Prancis kuno ”menagement”, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen dapat didefinisikan oleh beberapa ahli
sebagai berikut:
· Merry Parker Follet.
Manajemen adalah bahwa seorang manajer
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi, sebagai
seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
· Ricky W. Griffin
Manajemen merupakan sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai
dengan sesuai perencanaan, sementara efisien bahwa tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir dan sesuai dengan jadwal.
Ilmu manajemen sudah ada sejak ribuan tahun
yang lalu. Buktinya, Piramida Mesir yang telah dibangun ribuan tahun yang
lalu. Piramida Mesir tak akan berhasil dibangun jika tidak ada
seseorang tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu yang
merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan
bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian
tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Daniel Wren membagi pemikiran evolusi
manajemen menjadi empat fase, yaitu:
· Pemikiran awal manajemen.
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa
penting dalam ilmu manajemen.Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah
doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia
mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian
kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam
tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik
peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang
masing-masing melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan
kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja
sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila
mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa
pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan meningkatnya
keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yang terbuang
dalam pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat
tenaga kerja.
Peristiwa
penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin,
menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi
dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini
mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu
mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku,
memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan
lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
· Era manajemen ilmiah
Era ini
ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur
seperti Henry Towne,Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, danHarrington Emerson. Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific
management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang
berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah
adalah "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins
menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen
modern. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry
Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang,
mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu
kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada
pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.Selain itu, Henry Fayol
juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari
keberhasilan sebuah manajemen.
· Era manusia sosial.
Era
manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school)
dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak
mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran
mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen
Hawthrone.Kontribusi lainnya
datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang
filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi
sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk
menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan
tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus
didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian,
manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan
lawan.
· Era modern.
Era
moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management, TQM) di abad ke-20 yang
diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya
W. Edwards Deming (1900–1993) dan Joseph Juran (lahir 1904).Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang.Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam
kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia
menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah
reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, biaya akan
berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya
penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material,
produktivitas meningkat, market share meningkat karena peningkatan
kualitas dan harga profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan
dalam bisnis, jumlah pekerjaan meningkat.
2.
TEORI MANAJEMEN.
Ada 6
macam teori manajemen, diantaranya:
· Aliran klasik: Aliran ini
mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian
dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
· Aliran perilaku: Aliran ini sering
disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya
pada aspek manusia da perlunya manajemen memahami manusia.
· Aliran manajemen Ilmiah: aliran ini
menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya.
Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat
berguna untuk menjelaskan masalah manajemen.
· Aliran analisis sistem: Aliran ini
memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk
mengembangkan teorinya.
· Aliran manajemen berdasarkan hasil: Aliran manajemen
berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal
1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai
bukannya pada interaksi kegiatan karyawan.
· Aliran manajemen mutu: Aliran manajemen
mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan
atau konsumen.
3. FUNGSI MANAJEMEN.
Ada 4 fungsi manajemen antara lain:
รผ Perencanaan (planning)
memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan
secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan
kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk
memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua
fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat
berjalan.
Planning yang efektif
harus memenuhi 5 W 1 H:
- What
: apa tujuan yang hendak dicapai
-
Why : mengapa hal tersebut perlu dilakukan.
- Where
: dimana hal tersebut akan dilakukan.
- When : kapan hal tersebut
akan dilakukan
- Who
: bagaimana cara melakukannya.
รผ Pengorganisasian (organizing)
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan
besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian
dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa
yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
รผ Pengarahan (directing)
suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha. Mengarahkan juga adalah tugas manajer untuk memberikan
perintah kepada bawahannya agar pekerjaan dapat dikerjakan secara efektif dan
efisien.
รผ Pengawasan (controling)
Memberikan pengawasan terhadap segala kegiatan
supaya apa yang dikerjakan menjadi baik dan lancar baik dari perencanaannya
maupun pelaksanaannya. Pengawasan dilaksanakan oleh manajer, baik manajer
keuangan dan manajer lain guna menyelesaikan target yang telah ditentukan pada
saat perencanaan.
4. SARANA MANAJEMEN.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan,
diperlukan sarana. Sarana merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil
yang ditetapkan. Sarana tersebut antara lain:
· Man merujuk pada
sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen,
faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia
yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia
adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya
orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
· Money atau Uang
merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat
tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang
merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan
berapa uang. yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat
yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari
suatu organisasi.
· Material terdiri dari bahan
setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk
mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga
harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab
materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai
hasil yang dikehendaki.
· Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
· Metode adalah suatu tata
cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat
dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran,
fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya
tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan
memuaskan.
· Market atau pasar
adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya.
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang
diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya,
proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga
barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
5. PRINSIP MANAJEMEN
Menurut Henry Fayol, seorang pencetus
teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini
terdiri dari :
1.
Pembagian kerja (Division of work)
2.
Wewenang dan tanggung jawab (Authority and
responsibility)
3.
Disiplin (Discipline)
4.
Kesatuan perintah (Unity of command)
5.
Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
6.
Mengutamakan kepentingan organisasi di atas
kepentingan sendiri
7.
Penggajian pegawai
8.
Pemusatan (Centralization)
9.
Hirarki (tingkatan)
10. Ketertiban (Order)
11.
Keadilan dan kejujuran
12. Stabilitas kondisi
karyawan
13. Prakarsa (Inisiative)
14. Semangat kesatuan,
semangat korps.
B. ORGANISASI.
1. PENGERTIAN.
Terdapat beberapa teori dan perspektif
mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang
berbeda.Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin,metode, lingkungan), sarana-parasarana,
data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian
organisasi sebagai berikut.
- Stoner mengatakan bahwa
organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang
di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
- James D. Mooney mengemukakan bahwa
organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama.
- Chester I. Bernard berpendapat bahwa
organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih.
- Stephen P. Robbins menyatakan bahwa
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi,
yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu
tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena
dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan
yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang
dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat
disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya
manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang
terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.
Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam
keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang
dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
2. FUNGSI ORGANISASI.
a. Adanya
pembagian tugas dan penggolongan kegiatan perusahaan.
b. Pembagian
tugas kegiatan perusahaan kepada kelompok yang telah
ditetapkan.
c. Menentukan
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Selain mempunyai
fungsi, pengorganisasian juga mempunyai tujuan yakni:
a. Kemudahan
dalam pelaksanaan tugas.
b. Kemudahan
pimpinan dalam melakukan pengawasan.
c. Kemudahan
dalam menentukan orang-orang yang dipercaya dalam
melaksanakan tugas.
Pentingnya mengenal
Organisasi:
a. Terciptanya
hubungan yang baik antaranggota organiosasi.
b. Setiap
anggota mengetahui tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Spesialisasi
dalam melaksanakan tugas.
3. BENTUK ORGANISASI.
· Organisasi Garis : diciptakan oleh Henry Fayol.
Organisasi ini hanya
mengenal satu komando. Satu wewenang yang
turun langsung dari
pempin kebawahan, mulai dari manajer puncak
langsung ke mandor,
bawahan bertanggung jawab langsung pada atasan.
· Organisasi Garis dan Staf : diciptakan oleh Harrington Emerson.
Merupakan bentuk
organisasi yang mengambil kelebihan-kelebihan dari
organisasi garis
seperti adanya pengawasan secara langsung, serta
mengambil
kelebihan-kelebihan dari organisasi staf seperti adanya
spesialisasi kerja.
· Organisasi Fungsional : diciptakan oleh F.W. Taylor
Bentuk organisasi ini
merupakan gabungan dari bentuk organisasi
fungsional dan
organisasi garis dan staf.
4. PRINSIP ORGANISASI.
Menurut A.M.Williams,
prinsip-prinsip organisasi meliputi:
· Organisasi Harus
Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk
atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin
suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai
tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan lain lain.
· Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi
harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai
pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan
pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara
keseluruhan.
· Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini,
seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan
saja.
· Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin
mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu
dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi
wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam
pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan
keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan
tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
· Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan
tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
· Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi,
untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar
kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian
tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari
masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas
dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas
jalannya organisasi.
· Prinsip Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah
bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi
secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe
organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup
banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
· Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai
dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya,
kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
· Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas
pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
· Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara
struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini,
penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi
tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/
kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana
(tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur
organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar
seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
· Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus
senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika
organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di
luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan
fungsi dalam mencapai tujuannya.
· Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi
apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain
organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan
yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
Sebab keberhasilan dan
kegagalan Organisasi:
Keberhasilan atau
kegagalan organisasi pasti berhubungan dengan peran para anggotanya. Suatu
keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama yg baik antar para anggotanya.
Sedangkan kegagalan dapat disebabkan karna adanya faktor internal di
pengorganisasian tersebyut yang bersifat negatif.
4. SUMBER DAYA
ORGANISASI.
· Sumber daya manusia.
· Sumber daya informasi.
· Sumber daya fisik.
· Sumber daya keuangan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kemampuan
Manajemen waktu merujuk pada kemampuan
seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana.
Menerapkan konsep Manajemen SDM berbasis kompetensi. Umumnya organisasi
berkinerja tinggi memiliki kamus kompetensi dan menerapkan kompetensi tersebut
kepada hal-hal penting, seperti manajemen-manejemen kinerja, rekrutmen dan
seleksi, pendidikan dan pengenmabngan, promosi. Seperti yang diuraikan pada
awal makalah ini kompetensi tersebut setidaknya mencakup (3) hal yaitu :
kompetisi organisasi, kompetisi prilaku,serta kompetisi teknikal yang spesifik
terhadap pekerjaan. Jika kompetisi ini sudah dilakukan di dalam organisasi maka
kegiatan manajemen di SDM akan menjadi lebih transparan dan pimpinan organisasi
juga dengan mudah mengetahui kompetisi apa saja yang de perbaiki untuk membawa
organisasi menjadi berkinerja tinggi.
Terdapat suatu gaya
berkepemimpinan (Leadership Style) yang mengarah kepada kepembentukan
organisasi berkinerja tinggi . inti dari kepemimpinan seperti ini adalah adanya
suatu proses coaching, counseling, dan envowerment kepada para bawahan atau
sumber daya manusia dalam organisasi. Satu aspek lain yang sangat
penting dalam gaya kepemimpinan adalah, sikap followership, atau menjadi
pengikut. Bayangkan jika semua orang menjadi komandan di dalam organisasi,
lantas siapakah yang menjadi pelaksana ? Bukannya kinerja tinggi yang muncul,
melainkan kekacauan di dalam organsiasi (chaos). Sejatinya, pada kondisi
tertentu seseorang harus memiliki jiwa kepemimpinan, tetapi pada situasi yang
lain, dia juga harus memahami bahwa dia juga merupakan bagian dari sebuah sistem
organisasi yang lebih besar, yang harus dia ikuti.
B. SARAN
Menerapkan
konsep manajemen SDM berbasis kompetensi. Umumnya organisasi berkinerja tinggi
memiliki kamus kompetensi dan menerapkan kompetensi tersebut kepada hal-hal
penting, seperti manajemen kinerja, rekruitmen dan seleksi, pendidikan dan
pengembangan, dan promosi. Seperti yang diuraikan pada awal makalah ini,
kompetensi tersebut setidaknya mencakup 3 (tiga) hal, yaitu kompetensi inti
organsiasi, kompetensi perilaku, serta kompetensi teknikal yang spesifik
terhadap pekerjaan. Jika kompetensi ini sudah dibakukan di dalam organisasi,
maka kegiatan manajemen SDM akan menjadi lebih transparan, dan pimpinan
organisasi juga dengan mudah mengetahui kompetensi apa saja yang perlu
diperbaiki untuk membawa organisasi menjadi berkinerja tinggi Ingatlah
pilar-pilar tinggi dalam manajemen unggul Perlunya perencanaan yang seksama,
pertimbangan dan pengambilan keputusan yang sehat, implementasi dan pemantauan
keputusan dan pengoperasian yang hati-hati dan kreatif, serta kepedulian
terhadap karyawan dan hasilnya, yang didasarkan pada ketrampilan manajemen
serta gaya manajemen kelas satu. Ketrampilan ini mencakup perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan staff, pembuatan keputusan, penganggaran, inovasi,
komunikasi, representasi, pengendalian, pengarahan dan pemberian motivasi,
hubungan personal